Minggu, Agustus 17, 2025
Google search engine
spot_img

103 Hari Azhari–Adam Basan Membangun Buton Tengah: Arah Jelas, Bukti Nyata

Opini, PancanaNews.com – Sejak dilantik pada 21 Maret 2025, pasangan Dr. H. Azhari, S.STP., M.Si. dan Muh. Adam Basan, S.Sos. memulai kepemimpinan dengan langkah cepat, terukur, dan berpihak pada rakyat.

Waktu 103 hari memang terbilang singkat dalam hitungan pemerintahan, tetapi cukup untuk membuktikan bahwa arah baru pembangunan yang mereka bawa tidaklah keliru. Buton Tengah bergerak maju dengan arah yang jelas dan bukti kerja yang nyata.

Dari hari pertama, Azhari–Adam Basan menunjukkan komitmen untuk menolak seremoni tanpa makna. Fokus mereka adalah kerja nyata, langkah progresif, dan keputusan berani menjawab persoalan mendasar masyarakat. Rakyat tidak disuguhi janji, tetapi diperlihatkan hasil. Pemerintahan ini memilih bergerak, bukan menunggu; memilih menciptakan perubahan, bukan hanya mengharapkan.

Program prioritas digerakkan dengan keberanian dan orientasi hasil. Sektor pendidikan menjadi perhatian utama. Program Sekolah Rakyat dirancang sebagai boarding school (sekolah berasrama), memberi peluang pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan yatim piatu.

Lokasi sekolah dihubungkan dengan pembangunan akses jalan 2,3 km dari Desa Balobone menuju Desa Napa (Gedung Kampus B USN Kolaka), membuka keterisolasian dan mempercepat operasional sekolah. 200 siswa baru akan diterima (50 siswa SD, 100 siswa SMP, 50 siswa SMA), dengan pembiayaan penuh dari pemerintah: seragam, perlengkapan, konsumsi, bahkan biaya hidup setara Rp 4 juta per bulan per siswa. Ini bukan sekadar sekolah; ini adalah investasi untuk memutus rantai kemiskinan dan menghadirkan keadilan akses pendidikan.

Tak berhenti di sana, kepemimpinan Azhari–Adam Basan menegaskan pembangunan generasi tidak cukup hanya cerdas akademik, tetapi juga kuat dalam karakter dan akhlak. Karena itulah Program Madrasah Diniyah Takmiliyah diluncurkan dan mulai diterapkan di sekolah-sekolah formal.

Program ini bukan sekadar menambah pelajaran agama dalam kurikulum. Program ini adalah upaya sungguh-sungguh untuk membangun generasi yang beradab, berbudi pekerti, dan memiliki jati diri Islami yang kuat.

Setiap jenjang pendidikan, mulai SD hingga SMP, kini diperkuat dengan kurikulum diniyah yang terintegrasi. Guru-guru agama diberi peran sentral, bukan sebagai pelengkap, tetapi sebagai penggerak pembentukan karakter.

Madrasah Diniyah Takmiliyah bukan sekadar program, melainkan ruh dari visi besar Azhari–Adam Basan menjadikan Buton Tengah sebagai Kota Santri. Sebuah kota yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga luhur secara moral.

Program ini lahir dari kesadaran mendalam: bahwa membangun daerah berarti membangun manusianya terlebih dahulu. Dan membangun manusia harus dimulai dari pondasi akhlak dan iman.

Di bidang kesehatan, pembangunan RSUD Buton Tengah sudah dimulai. Rumah sakit ini dirancang sebagai fasilitas rujukan utama untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan yang selama ini sulit dijangkau sebagian masyarakat. Tak ada lagi mimpi kosong; RSUD ini adalah jawaban nyata atas harapan rakyat.

Pembangunan infrastruktur konektivitas pun digarap sebagai penggerak ekonomi. Jalan lingkar Mawasangka Timur, yang menghubungkan Desa Lagili dan Jembatan Langkomu, dibangun bukan sekadar untuk memperindah peta, tetapi untuk memperlancar akses ekonomi masyarakat, sekaligus membuka isolasi desa-desa.

Tak kalah penting, program hunian layak huni untuk nelayan di Kampung Bajo Kelurahan Watolo menjadi bukti keberpihakan pemerintah terhadap kelompok marjinal. Rumah yang dibangun bukan hanya atap tempat berteduh, tetapi simbol kehadiran negara dalam mengangkat harkat dan martabat rakyat kecil, dengan pendekatan berbasis budaya lokal.

Semua capaian ini menegaskan satu hal: 103 hari kepemimpinan Azhari–Adam Basan bukan sekadar waktu berlalu, tetapi waktu yang dipakai untuk bekerja, mencipta, dan meletakkan fondasi kuat pembangunan Buton Tengah.

Arah yang ditempuh jelas. Bukti kerja telah nyata. Kini, Buton Tengah tak menunggu perubahan datang dari luar. Buton Tengah menciptakan sendiri perubahan itu, dengan pemimpin yang paham arah, dan rakyat yang siap bersama membangun masa depan.

Penulis : Syaud Al Faisal

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Baca Juga