Minggu, Agustus 17, 2025
Google search engine
spot_img

11 Tahun Buteng Berdiri, Tapi Dinas Perikanan Masih Jalan di Tempat

OPINI, PancanaNews.com – Sudah 11 tahun Kabupaten Buton Tengah berdiri sebagai daerah otonom. Dalam rentang waktu itu, kita mengalami banyak dinamika pembangunan, sebagian berhasil, sebagian lainnya masih tertinggal.

Tapi satu hal yang sulit untuk dipungkiri: sektor perikanan dan kelautan yang digadang-gadang sebagai kekuatan Buteng, justru menjadi sektor yang paling minim perkembangan.

Kita semua tahu bahwa Buteng memiliki potensi kelautan yang sangat besar. Teluk-teluk yang tenang, garis pantai yang luas, dan ekosistem laut yang mendukung adalah karunia alam yang seharusnya bisa mendorong ekonomi masyarakat pesisir.

Tapi sampai hari ini, semua itu masih sebatas narasi. Tidak ada satu pun kawasan budidaya unggulan yang benar-benar dibangun. Tidak ada roadmap yang dijalankan. Tidak ada produk unggulan pesisir yang diangkat ke permukaan.

Selama lebih dari satu dekade, Dinas Perikanan Buton Tengah seperti berjalan tanpa arah. Program-program mereka cenderung administratif, tidak berangkat dari pemetaan potensi riil, dan tidak mengarah pada solusi jangka panjang.

Setiap tahun hanya mengulang kegiatan yang sama, tanpa ada inovasi berarti. Padahal, jika sejak dulu mereka benar-benar bekerja, menyusun peta potensi pesisir, membuat model budidaya, membangun jejaring kemitraan, hari ini Buteng mungkin sudah punya kawasan perikanan modern yang bisa bersaing secara nasional.

Tapi kenyataannya tidak demikian. Yang tersisa hanya laporan dan kata-kata. Yang berjalan hanyalah wacananya, bukan langkah-langkah nyatanya.

Ironisnya, justru ketika hari ini muncul gagasan besar tentang pengembangan budidaya lobster modern berbasis teknologi, inisiatif itu tidak datang dari dinas teknis. Gagasan itu muncul dari kepala daerah terpilih, Dr. Azhari, S.STP, M.Si yang memiliki visi jauh ke depan.

Beliau aktif membangun komunikasi dengan para akademisi nasional, membuka pintu kerja sama dengan calon investor luar negeri, dan merancang pelibatan anak-anak muda usia 16–25 tahun untuk dilatih teknologi informasi agar mampu mengelola budidaya berbasis digital.

Semua ini adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang membaca masa depan, bukan hanya mengulang masa lalu.

Sekarang kita tanya dengan jujur: apa yang bisa dibanggakan dari sektor perikanan Buteng setelah 11 tahun? Apakah ada satu kawasan pesisir yang benar-benar berhasil dikembangkan? Apakah ada komunitas nelayan yang hidupnya meningkat drastis karena sentuhan kebijakan? Apakah ada model percontohan budidaya laut yang bisa dijadikan referensi daerah lain?

Yang terjadi justru sebaliknya: masyarakat pesisir tetap hidup dalam pola lama. Nelayan bekerja sendiri-sendiri, tanpa perlindungan yang cukup. Potensi pesisir belum terdata dengan baik. Dan OPD yang seharusnya menjadi motor penggerak, justru lebih sibuk menyusun laporan tahunan daripada memikirkan dampak nyata.

Kini Buteng punya kesempatan untuk berubah. Tapi perubahan besar tidak akan berarti jika hanya dilakukan dari atas. Perangkat daerah, terutama Dinas Perikanan, harus segera berbenah. Harus berani keluar dari zona nyaman, memperkuat kapasitas, dan berpikir strategis demi kemajuan daerah.

Jika tidak, maka gagasan besar ini akan kembali mandek, seperti banyak janji masa lalu yang tak pernah jadi kenyataan.

Laut kita terlalu luas, terlalu kaya, dan terlalu berharga untuk terus dikelola oleh orang-orang yang hanya bisa membuat program di atas meja. Kita butuh pemimpin di semua lini, yang bisa membaca potensi, menyusun strategi, dan bergerak bersama rakyat membangun masa depan.

Buteng sudah 11 tahun. Cukuplah waktu terbuang untuk menunggu. Sekarang saatnya bekerja.

“Tulisan ini merupakan pandangan pribadi penulis berdasarkan pengamatan dan pengalaman sebagai warga Buton Tengah, khususnya sebagai putra daerah Kelurahan Watolo, Kecamatan Mawasangka. Disampaikan sebagai kontribusi pemikiran untuk perbaikan daerah yang kita cintai bersama,”

Penulis : Syaud Al Faisal (Alan) 

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Baca Juga