Kendari, PancanaNews.com– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus Kota Kendari menggelar aksi demonstrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (15/9/2025). Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah memanas setelah massa membakar ban dan menduduki ruang rapat paripurna DPRD.
Unjuk rasa ini digelar di kompleks DPRD Sultra yang terletak di Jalan Abdullah Silondae–Jalan Tebaununggu, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, tepat di jantung Kota Kendari. Mahasiswa mengaku kecewa lantaran tak satu pun anggota dewan menemui mereka meski sudah berjam-jam menyuarakan aspirasi.
Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan empat tuntutan utama. Pertama, mendesak DPRD Sultra mengirimkan rekomendasi kepada DPR RI agar segera mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Perampasan Aset. Kedua, meminta DPRD merekomendasikan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari jabatannya.
Selain itu, mereka juga menuntut adanya peningkatan gaji bagi guru honorer di Sulawesi Tenggara, serta mengingatkan DPRD agar tidak hanya menjadi simbol politik, melainkan benar-benar menjalankan fungsinya sebagai penyambung aspirasi rakyat.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Kendari, Jordi Apriyanto, menegaskan aksi ini merupakan puncak kekecewaan mahasiswa. Ia menyebut Ketua DPRD Sultra telah berulang kali berjanji menyerahkan hasil kajian yang diminta mahasiswa, namun hingga dua minggu tidak ada kejelasan.
“Selama dua minggu kami menunggu, tapi tidak ada tindak lanjut. Bahkan informasi keberadaan pimpinan dewan selalu berbeda-beda. Ini seolah mempermainkan mahasiswa,” ujar Jordi dalam orasinya.
Hingga sore, mahasiswa masih bertahan di dalam gedung dewan dan berjanji tidak akan membubarkan diri sebelum ada tanggapan resmi dari pimpinan DPRD. Sementara itu, aparat kepolisian tetap berjaga ketat untuk mengantisipasi eskalasi yang lebih besar. (Adm)
