Buton Selatan, PancanaNews.com – Pantai Singku di Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Minggu (24/8/2025), berubah menjadi panggung dunia. Laut biru yang biasanya tenang, kali ini dipenuhi deretan kapal layar mewah dari berbagai negara.
Dentuman gong, tarian tradisional, serta riuh tepuk tangan masyarakat lokal mengiringi momen bersejarah: pembukaan Wonderful Sail to Indonesia 2025 di Kabupaten Buton Selatan.
Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling, hadir mewakili Gubernur dalam acara ini. Di hadapan para yachter internasional, pejabat kementerian, kepala daerah se-Sultra, tokoh adat, serta ratusan masyarakat, Hugua menyampaikan sambutan penuh semangat.
Ia menegaskan bahwa Sail to Indonesia bukan sekadar pelayaran, melainkan jembatan diplomasi budaya yang menghubungkan masyarakat lokal dengan komunitas dunia.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, saya menyampaikan selamat datang dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta Sail to Indonesia. Kami bangga, Buton Selatan menjadi pilihan singgah Anda. Di sini ada keindahan pantai, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakat yang akan memberi kesan mendalam,” ucap Hugua.
Lebih lanjut, Wagub menekankan pentingnya momentum Sail untuk memperkenalkan potensi Sultra. Dari keelokan Pantai Batu Atas, atraksi tari Lariangi, hingga perahu tradisional lepa-lepa, semua menjadi simbol warisan maritim yang patut dibawa ke pentas global.
“Sulawesi Tenggara memiliki lebih dari 600 pulau dengan pesona bahari luar biasa. Sail ini harus menjadi pemicu lahirnya peluang baru: pariwisata, UMKM, kuliner, dan ekonomi kreatif yang menyejahterakan rakyat,” tambahnya.
Suasana pembukaan semakin semarak dengan parade kapal, penyambutan adat, hingga penampilan kolosal tari Badendda. Para yachter mancanegara tampak antusias mencicipi kuliner lokal, berfoto dengan busana adat, hingga berinteraksi dengan masyarakat yang menyambut mereka dengan senyum tulus.
Rangkaian kegiatan Sail di Buton Selatan akan berlangsung hingga 28 Agustus 2025. Agenda meliputi kunjungan pasar tradisional, pameran UMKM, wisata pantai, makan malam bersama warga, hingga Gala Dinner penuh atraksi budaya. Acara puncak akan ditutup dengan keberangkatan para peserta menuju destinasi berikutnya, meninggalkan jejak kenangan indah di bumi Buton.
Berdasarkan data terbaru, jumlah peserta Sail to Indonesia 2025 mencapai 109 orang dengan 36 kapal yacht. Sebanyak 70 peserta dari 26 kapal telah bertolak dari Wakatobi menuju Buton Selatan. Kapal-kapal peserta berasal dari berbagai negara, di antaranya Kiskadee (Belanda dan Jerman), Alicat (Australia), dan Independence (Amerika Serikat).
Kehadiran mereka tidak hanya menambah warna di lautan Buton Selatan, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi investasi pariwisata dan promosi internasional.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara optimis, dengan sinergi pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, komunitas lokal, dan masyarakat, Buton Selatan akan tumbuh sebagai destinasi unggulan bahari Indonesia.
“Dengan kebersamaan inilah, saya percaya Buton Selatan tak lagi hanya dikenal sebagai tempat singgah, tetapi akan tercatat sebagai ikon baru pariwisata bahari dunia,” tegas Hugua menutup sambutannya.
Gelombang kapal layar, lantunan musik tradisional, serta wajah ceria anak-anak Buton Selatan yang melambai menyambut para tamu asing, menjadi bukti nyata: bahwa di ujung timur Sulawesi, diplomasi budaya tengah berlayar. Buton Selatan resmi menjadi panggung dunia. (Adm)