Bombana, PancanaNews.com– Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bombana melakukan kunjungan ke Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Bombana dalam rangka memperkuat sinergi dan sinkronisasi data strategis terkait isu gender dan perlindungan anak, Kamis (3/7/2025).
Kunjungan ini menjadi langkah awal dalam mendukung penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak.
Fokus utama pertemuan yakni validasi dan koordinasi atas sejumlah indikator penting, seperti Indeks Kesetaraan Gender (IKG), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Perlindungan Anak (IPA).
Kepala Bidang Data Gender dan Anak DP3A Bombana, Sumiyarti, menjelaskan bahwa penyelarasan data lintas sektor sangat dibutuhkan guna memastikan kebijakan pembangunan daerah disusun berdasarkan data yang akurat dan inklusif.
“Data yang kuat dan terverifikasi akan jadi dasar utama dalam menentukan arah pembangunan yang berpihak pada perempuan dan anak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara DP3A dan BPS sangat krusial, terutama dalam membangun baseline data yang konsisten untuk evaluasi capaian pembangunan lima tahun ke depan.
“Kami ingin ada kesepahaman dalam metode pengumpulan, pengolahan, hingga pelaporan data agar semua indikator dapat diukur secara sistematis,” tambahnya.
Pihak BPS Bombana menyambut baik upaya ini dan menegaskan komitmennya dalam mendukung kebutuhan data sektoral dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). BPS menilai kolaborasi seperti ini penting agar indikator-indikator pembangunan gender dan anak tercakup dalam statistik daerah yang terintegrasi.
Sebagai tindak lanjut, kedua instansi sepakat mendorong terbentuknya forum rutin lintas sektor antara penghasil data dan pengguna data. Forum ini diharapkan mampu memperkuat koordinasi, meningkatkan kualitas data, dan mendorong perencanaan pembangunan yang lebih tepat sasaran.
Melalui sinergi antara DP3A dan BPS Bombana, diharapkan arah pembangunan dalam RPJMD 2025–2029 dapat dirancang lebih komprehensif, responsif gender, serta berpihak pada kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak di Kabupaten Bombana. (Adm)