Minggu, Agustus 17, 2025
Google search engine
spot_img

Hugua: Statistik dan Keuangan Kunci Ekonomi Inklusif di Sultra

Kendari, PancanaNews.com – Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., menegaskan pentingnya penguatan literasi keuangan dan edukasi statistik sebagai fondasi utama dalam mewujudkan ekonomi inklusif di daerah.

Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan bertajuk “Literasi Keuangan dan Edukasi Statistik untuk Ekonomi Inklusif melalui Sinergi dan Kolaborasi Menuju Sensus Ekonomi 2026” di Ruang Pola Bahteramas, Kantor Gubernur Sultra, Selasa (22/7/2025).

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Plt. Kepala BPS Provinsi Sultra, perwakilan OJK Sultra, Bank Indonesia, pimpinan OPD lingkup Pemprov Sultra, lembaga perbankan, asosiasi UMKM, akademisi, serta perwakilan mahasiswa.

Dalam laporannya, Plt. Kepala BPS Sultra, Andi Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian awal dari rangkaian sosialisasi Sensus Ekonomi 2026, yang akan menjadi agenda besar BPS untuk mendata seluruh pelaku ekonomi di Indonesia.

“Kami ingin seluruh elemen – pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, hingga masyarakat – memahami pentingnya data statistik dalam proses pengambilan keputusan ekonomi,” jelas Andi.

Sementara itu, dalam sambutannya, Wagub Hugua mengajak seluruh peserta untuk tidak memandang kegiatan ini sekadar formalitas, melainkan sebagai langkah nyata membangun pemahaman terhadap sistem ekonomi modern.

“Kita semua sibuk mencari uang, tapi sering tidak tahu bagaimana uang itu bekerja. Literasi keuangan bukan hanya soal lembaran rupiah, tapi memahami sistem, peluang, dan risiko di balik perputaran uang,” tegasnya.

Hugua menekankan bahwa statistik dan literasi keuangan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan jika Sultra ingin membangun ekonomi yang inklusif dan berdaya saing.

“Tanpa data statistik, pelaku usaha tidak tahu di mana peluangnya. Tanpa pemahaman keuangan, mereka tidak tahu bagaimana memperbesar skala usahanya,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa berdasarkan data Sensus Ekonomi 2016, 99% pelaku usaha di Indonesia adalah usaha mikro dan kecil, dan hanya 1% tergolong pengusaha besar. Untuk itu, literasi keuangan dan pemanfaatan data menjadi alat penting agar pelaku UMKM dapat naik kelas.

Wagub juga memberikan contoh konkret bagaimana perusahaan ritel besar seperti Indomaret menggunakan data statistik untuk menentukan lokasi usaha berdasarkan jumlah penduduk dan daya beli.

“Kalau Indomaret bisa berkembang pesat karena pakai data, mengapa UMKM tidak? Kita harus biasakan membaca data dan mengambil keputusan berbasis informasi, bukan hanya naluri,” ujar Hugua.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari OJK Sultra terkait penguatan literasi keuangan serta sosialisasi awal Sensus Ekonomi 2026 oleh BPS Sultra.

Acara ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, dunia pendidikan, dan masyarakat dalam menciptakan fondasi ekonomi daerah yang lebih kokoh, merata, dan inklusif. (Adm)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Baca Juga