Baubau, PancanaNews.com– Penyusunan Dokumen Strategi Rencana Pengembangan Kawasan Heritage Kota Baubau memasuki tahap akhir.
Upaya ini menjadi bagian penting dari langkah strategis Pemerintah Kota Baubau dalam mengusulkan Benteng Wolio Keraton Buton sebagai warisan dunia UNESCO sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata sejarah dan budaya.
Seminar akhir penyusunan dokumen digelar di Aula Bappeda Kota Baubau, Senin (8/9/2025). Asisten III Setda Kota Baubau, La Ode Darusalam, S.Sos., M.Si., mewakili Wali Kota Baubau saat membuka acara tersebut.
Tim penyusun dokumen terdiri dari akademisi Universitas Hasanuddin, yakni Prof. Sumbangan Baja sebagai ketua tim ahli, bersama Dr. Andang dan Dr. Mulyadi. Dalam pemaparannya, Prof. Sumbangan Baja menjelaskan bahwa kajian akademik telah dilakukan melalui survei, identifikasi, dan wawancara dengan sejumlah tokoh.
Hasil kajian menemukan banyak penelitian terdahulu, namun masih terdapat kendala di tingkat lapangan, termasuk perlunya perluasan area heritage hingga ke kawasan pelabuhan dan penyediaan sarana pendukung.
“Untuk usulan ke UNESCO, fokus utamanya adalah Benteng Keraton. Di dalamnya terdapat berbagai objek yang dapat dievaluasi untuk pengusulan sebagai warisan dunia,” ujarnya.
Dr. Andang menambahkan, kawasan heritage Baubau memiliki kekayaan intrinsik yang menjadi fondasi pengembangan, baik narasi sejarah maupun fisik. Benteng Keraton Buton disebut sebagai benteng terluas dan masih hidup di dunia.
Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah modernisasi yang mengurangi keaslian kawasan, tercatat sedikitnya 193 bangunan dinilai melanggar estetika.
“Kota Baubau harus punya visi ganda, pelestarian berkelanjutan sekaligus pengakuan warisan dunia. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama menjaga keaslian kawasan heritage ini,” tegasnya.
Ia menjelaskan, dokumen strategi ini memuat analisis SWOT untuk memetakan permasalahan serta diperkuat dengan analisis kuantitatif melalui metode Spider Chart IFAS dan EFAS. Hasilnya merekomendasikan strategi “pelihara dan pertahankan” dengan sistem manajemen yang mampu menjaga otentisitas kawasan.
Menurutnya, usulan Benteng Keraton Buton sebagai warisan dunia UNESCO tidak hanya penting dari sisi budaya, tetapi juga dapat membuka peluang baru di bidang ekonomi.
“Kolaborasi strategis dengan lembaga internasional seperti KNIUU, ICOMOS, dan UNESCO sangat diperlukan,” imbuh Andang.
Sementara itu, Dr. Mulyadi yang memandu jalannya diskusi menekankan pentingnya masukan strategis dari berbagai pihak agar dokumen ini semakin komprehensif.
Ia menyebutkan, peta jalan menuju warisan dunia dirumuskan melalui tiga agenda besar, yakni memperkuat fondasi melalui rencana manajemen situs yang strategis, membangun kapasitas sumber daya manusia di bidang konservasi dan tata ruang, serta menggalang dukungan pemerintah pusat maupun komunitas internasional.
Dengan rampungnya dokumen ini, Kota Baubau diharapkan memiliki arah pembangunan kawasan heritage yang lebih jelas, terukur, dan berstandar internasional, guna memperkuat posisi Benteng Wolio Keraton Buton sebagai salah satu kandidat warisan dunia UNESCO. (Adm)