Senin, Agustus 18, 2025
Google search engine
spot_img

Rp3,1 Miliar dari BTT, Jembatan Bailey Konut Diresmikan Gubernur Sultra

Konawe Utara, PancanaNews.com– Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, secara resmi meresmikan Jembatan Bailey di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Jumat (25/7/2025).

Jembatan darurat sepanjang 51 meter itu dibangun menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp3,191 miliar, sebagai langkah cepat dalam menangani akses jalan yang putus akibat banjir.

Peresmian turut dihadiri Ketua DPRD Sultra, jajaran Forkopimda, Bupati Konawe Utara, pejabat balai kementerian, kepala OPD lingkup provinsi, serta tokoh masyarakat dan warga sekitar.

Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan bentuk kehadiran nyata pemerintah dalam menjawab kebutuhan mendesak masyarakat yang terisolasi akibat bencana.

“Hari ini kita meresmikan Jembatan Bailey sebagai solusi darurat atas terputusnya akses jalan karena banjir. Sebulan lalu, kendaraan tidak bisa melintas dan warga harus menggunakan rakit untuk menyeberang. Saya dan Forkopimda turun langsung saat itu, dan kita sepakat untuk bertindak cepat,” ujar Gubernur.

Ia juga mengungkapkan bahwa awalnya sempat muncul kekhawatiran jembatan darurat harus didatangkan dari Sulawesi Selatan. Namun berkat koordinasi lintas instansi, stok jembatan Bailey tersedia di wilayah sendiri dan bisa langsung digunakan.

“Alhamdulillah, dengan dukungan dana BTT, kita bisa segera membangunnya. Kalau pun waktu itu anggarannya tidak tersedia, saya siap pakai dana pribadi. Ini soal keselamatan masyarakat,” tegasnya.

Meski bersifat sementara, Gubernur memastikan bahwa pembangunan jembatan permanen telah direncanakan dan akan dimulai pada tahun 2026 dengan estimasi anggaran sekitar Rp60 miliar.

“Sekarang, manfaatkan jembatan ini sebaik-baiknya. Jaga dan rawat karena ini penghubung utama Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, serta jalur penting distribusi dan pelayanan masyarakat,” tambahnya.

Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Martin Effendi Patulak, dalam laporannya menyebut bahwa pembangunan jembatan ini mengacu pada tiga dasar hukum, yakni:

  1. Instruksi langsung Gubernur Sultra saat peninjauan lapangan,
  2. Surat Keputusan Bupati Konut Nomor 221 Tahun 2025 tentang Status Siaga Bencana,
  3. Hasil review dari Inspektorat Provinsi Sultra.

Martin menjelaskan bahwa pembangunan dilakukan dalam waktu 75 hari kalender, dengan spesifikasi jembatan tiga segmen baja sepanjang 51 meter. Material berasal dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Sultra, dan konstruksi ini mampu menampung kendaraan hingga 25 ton.

“Jembatan ini dibangun untuk memulihkan konektivitas antarwilayah, melancarkan distribusi logistik, serta menunjang layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi warga,” jelasnya.

Peresmian ditandai dengan pemakaian perdana oleh Gubernur, yang secara simbolis membuka akses jembatan dengan pernyataan, “Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Jembatan Kota Maju Asera dapat digunakan. Selamat atas peresmian penanganan darurat banjir ruas Landawe–Kota Maju Asera melalui pemasangan Jembatan Bailey.”

Gubernur menegaskan bahwa pembangunan jembatan ini adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab pemerintah dalam menghadirkan solusi cepat atas kondisi darurat.

“Hari ini jembatan sudah bisa dilintasi. Sebulan lalu warga terpaksa naik rakit karena akses terputus. Kami bersama Forkopimda langsung turun dan sepakat membangun Bailey sebagai solusi cepat. Dan tahun depan, jembatan permanen kita bangun agar masyarakat tak lagi terganggu saat banjir,” tutupnya.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berharap kehadiran jembatan ini mampu memberikan manfaat luas, mempercepat mobilitas, serta mendukung pelayanan lintas kabupaten dan provinsi, khususnya saat terjadi bencana alam. (Adm)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Baca Juga