Kendari, PancanaNews.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan komitmennya dalam membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya literasi tontonan di era digital.
Hal ini diwujudkan melalui pembukaan resmi Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik yang juga menjabat sebagai Plh Sekretaris Daerah Sultra, La Ode Fasikin, Rabu (16/7/2025) di Swiss-Belhotel Kendari.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sultra, yang bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilih tontonan yang sesuai usia, nilai sosial, dan budaya.
Dalam sambutannya, La Ode Fasikin mengapresiasi dipilihnya Sulawesi Tenggara sebagai lokasi pelaksanaan sosialisasi GNBSM. Ia menyebutkan bahwa film kini bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat edukasi yang mampu membentuk karakter.
Namun tanpa pengawasan dan literasi yang cukup, tontonan juga bisa membawa dampak negatif, terutama bagi generasi muda.
“Gerakan ini penting untuk mendorong masyarakat memilah tontonan secara mandiri. Kita harus bersama-sama menanamkan budaya menonton yang sehat dan bertanggung jawab, mulai dari rumah, sekolah, hingga media,” ujar Fasikin.
Ia juga menegaskan bahwa GNBSM sejalan dengan visi pembangunan Sultra: Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius. Pemprov Sultra pun mendorong seluruh OPD, lembaga pendidikan, komunitas, dan keluarga agar mengintegrasikan budaya sensor mandiri dalam literasi digital dan pendidikan karakter.
Ketua Subkomisi Sosialisasi Komisi III LSF RI, Titin Setiawati, berharap kegiatan ini menjadi tonggak peningkatan kesadaran masyarakat Sultra terhadap pentingnya perlindungan anak dan remaja dari paparan konten negatif.
Sementara itu, Ketua KPID Sultra Fadli Sardi menekankan bahwa anak-anak, remaja, dan perempuan merupakan kelompok paling rentan terhadap pengaruh media.
Ia menegaskan pentingnya peran orang tua dan pedoman penyiaran yang ketat untuk menjaga kualitas siaran di tengah derasnya arus digital.
Ketua Subkomisi Teknologi Penyensoran LSF RI, Satya Pratama, menambahkan bahwa GNBSM bukan hanya soal sensor, tetapi tentang membangun kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam menciptakan budaya menonton yang sehat di masyarakat.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai unsur, mulai dari DPRD Sultra, kepala OPD, perwakilan kampus, Dinas Kominfo, KPID, hingga pimpinan media lokal.
Diharapkan, semangat GNBSM dapat terus ditindaklanjuti dengan program-program nyata di tingkat daerah sebagai langkah konkret menjaga generasi muda dari dampak buruk media.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri ini secara resmi saya buka,” tutup La Ode Fasikin. (Adm)